
Batavianers, dalam buku Batavia in Nineteenth Century Photographs, Scott Merrillees menulis, pada pertengahan abad ke-19 yang tersisa dari reruntuhan Kastil Batavia itu hanyalah Gerbang Amsterdam. Gerbang Amsterdam atau Amsterdamsche Poort, merupakan pintu masuk ke Kastil Batavia di bagian selatan. Jika dilihat dari Stadhuis, kini Museum Sejarah Jakarta (MSJ), gerbang ini ada di arah utara. Jarak antara gerbang dan Stadhuis sekitar 400 meter.
Sekadar informasi aja, Kastil Batavia jadi pusat pemerintahan, bisnis, dan lain-lain hingga sekitar tahun 1707. Kawasan itu makin lama makin tidak sehat hingga akhirnya ditinggalkan, dan pusat kota pindah ke kawasan yang lebih ke selatan yaitu di Stadhuis.
Gerbang Amsterdam yang waktu itu masih tersisa sudah mengalami beberapa kali perubahan. Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1743-1750) merenovasi kastil bagian selatan termasuk Gerbang Amsterdam dengan gaya Rococo.
Nah, setelah Kota Tua ditinggalkan Daendels yang membangun kota baru di Weltevreden (Lapangan Banteng dan Gambir sekarang), gerbang ini dipugar pada kurun waktu antara 1830 dan 1840. Patung Mars (dewa perang Romawi) dan Minerva (dewa kesenian Yunani) dipasang di gerbang ini, mengesankan seakan keduanya seperti menjaga gerbang. Gerbang inilah yang Batavianers bisa lihat melalui foto-foto kuno.
Jika sisa gerbang itu masih ada, kini lokasinya ada di sekitar pertemuan Jl. Cengkeh dan Jl. Tongkol. Di masa kini, memandang ke arah bekas gerbang - dari arah selatan - yang terlihat adalah jalanan rusak, kawasan kumuh, tempat lewat truk dan kontainer dengan jalur kereta api melintang.
Secara Kronologis
![]() |
Lukisan Gerbang Amsterdam |
![]() | ||
Nampak Gerbang Amsterdam dari Kejauhan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar